DIGITALINDO - Satuan Tugas Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan, proyek pengembangan Blok Tuna di Laut Natuna Utara, dekat perbatasan Indonesia-Vietnam, masih terus berjalan. Hal ini terjadi setelah pencarian operator pengganti Zarubezhneft belum selesai. Padahal, SKK Migas sebelumnya berharap penggantian perusahaan Rusia di blok Tuna bisa diputuskan secepatnya pada April 2024.
Kepala Departemen Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro mengatakan, pihaknya terus mendorong agar divestasi Zarubezhneft di blok Tuna segera dilaksanakan. Oleh karena itu, proyek ini mungkin akan segera dimulai kembali dan mulai beroperasi pada tahun 2026. “Mereka berjanji saat ini, di bulan April, kami masih mendesak dan menelepon perusahaan Rusia yang sama hampir setiap hari untuk menanyakan hal itu. Kami belum bisa melanjutkan karena kami harus menyelesaikannya terlebih dahulu.” ." Hudi saat ditemui usai konferensi pers Indonesia Upstream Migas SCM Summit 2024, Senin (5 Juni 2024).
Sebelumnya, Koordinator Kelompok Kerja Pengembangan Migas Konvensional WK, Maruf Affandi mengatakan, saat ini operator blok Tuna, khususnya Harbour Energy, masih mencari mitra dengan membuka ruang data di Tuna. Memblokir. Dari proses ini, terlihat banyak calon mitra yang tertarik menggantikan Zarubezhneft.
“Proses ini terus berlanjut. Ia mengatakan dalam jumpa pers, Selasa (16/1/2024): “Kami sedang mengupdate beberapa calon mitra yang ingin bergabung dengan kami, baik itu perusahaan lokal, maksudnya perusahaan Indonesia, atau asing”.
Seperti diketahui, Blok Tuna sendiri dioperasikan oleh perusahaan Inggris Harbour Energy melalui Premier Oil Tuna B.V. Sedangkan Zarubezhneft sendiri merupakan perusahaan migas milik pemerintah Rusia yang memiliki 50% hak partisipasi di blok Tuna melalui anak perusahaannya. ZN Asia Perusahaan Terbatas
Ia juga berharap proses pengalihan hak partisipasi Zarubezhneft ke blok Tuna dapat selesai pada pertengahan tahun ini. Dengan begitu, area kerja yang mengandung gas bisa segera mulai berproduksi.
Saya berharap dalam beberapa tahun bisa ditunjuk pengganti perusahaan Rusia itu, ujarnya.
Beberapa waktu lalu, SKK Migas mengungkapkan niatnya untuk mengembangkan blok Tuna yang dioperasikan oleh perusahaan Inggris Harbour Energy melalui Premier Oil Tuna B.V. terkena sanksi dari Uni Eropa dan pemerintah Inggris. Alasannya karena mitra mereka di blok tersebut adalah Zarubezhneft dari Rusia.
© Copyright 2023 Tracks Application | Powered by Digitalindo