Swiss berkomitmen untuk membantu Indonesia mengatasi masalah rantai pasok global dan logistik. Hal tersebut dinyatakan pada Pertemuan Sesi ke-9 Komisi Bersama Ekonomi dan Perdagangan (JETC) Indonesia-Swiss, Kamis (24/2). “Perusahaan pelayaran Swiss siap bantu mengatasi permasalahan rantai pasok global dan logistik di Indonesia, melalui pembukaan jalur pelayaran langsung dari Indonesia ke negara tujuan ekspor," ujar Kepala Hubungan Ekonomi Bilateral Asia dan Oseania Kementerian Ekonomi Swiss, Fabienne Wassermann dalam keterangan resmi, Jumat (25/2). Sementara itu, terkait kelapa sawit, Dirjen Amerika dan Eropa (Amerop), Kementerian Luar Negeri alias Kemenlu RI Dubes Ngurah Swajaya, berharap pemerintah Swiss dapat menerima sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan Indonesia (ISPO) dalam waktu dekat. Di mana, ISPO merupakan salah satu dari empat sertifikasi yang telah diakui dalam ordonansi atau peraturan kelapa sawit di Swiss.
Pada pertemuan tersebut, Swiss juga berkomitmen membantu peningkatan kapasitas petani sekala kecil Indonesia, melalui sekema kerja sama pembangunan 2021-2024.
Swajaya juga menyambut baik rencana kunjungan Menteri Ekonomi, Pendidikan dan Riset Swiss Guy Parmelin beserta delegasi bisnis ke Indonesia Maret 2022. Dia juga menyampaikan, kerja sama konkret diharapkan dapat tercapai selama kunjungan. Kedua delegasi juga membahas program-program kerja sama menyusul pemberlakuan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia dengan negara-negara EFTA (Swiss, Norwegia, Islandia, Liechtenstein) sejak 1 November 2021. Mengingat Swiss merupakan salah satu negara terkemuka untuk sektor kesehatan, Dubes Indonesia untuk Swiss di Bern, Muliaman Hadad turut mengundang pelaku industri farmasi dan alat kesehatan Swiss untuk mengembangkan portofolionya di Indonesia. Selain dihadiri delegasi dari kalangan pemerintahan, JETC ke-9 juga dihadiri Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Shinta Kamdani, dan beberapa pengusaha yang tergabung dalam KADIN. Pada sesi dialog antar pelaku usaha, Indonesia menawarkan peluang peningkatan ekspor produk kakao untuk memenuhi kebutuhan industri cokelat Swiss yang mendunia.
Sementara itu, konsorsium perusahaan-perusahaan Swiss menunjukkan minatnya pada sejumlah proyek infrastruktur di Indonesia, termasuk untuk mengembangkan Ibu Kota Negara baru. Pertemuan JETC merupakan mekanisme konsultasi bilateral rutin di bidang ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Swiss, yang telah berlangsung sejak 2010. Di samping itu, performa ekonomi Indonesia dan Swiss terus menunjukkan peningkatan, meski di tengah pandemi. Investasi Swiss di Indonesia pada 2021 meningkat empat kali lipat ke level US$ 576,3 juta, dari sebelumnya US$ 130,9 juta pada 2020. Capaian tersebut, bahkan melampaui nilai investasi di masa sebelum pandemi. Dalam tiga tahun terakhir (2019-2021), Indonesia terus mencatatkan surplus pada neraca perdagangan dengan Swiss.
Sumber : https://katadata.co.id/intannirmala/berita/6219c217e8189/swiss-siap-bantu-indonesia-amankan-rantai-pasok-global-dan-logistik
© Copyright 2023 Tracks Application | Powered by Digitalindo