Seberapa Efektif Larangan Truk ODOL Untuk Dongkrak Daya Saing Produk Indonesia


16:04, 15 May 2023

Pemerintah berencana mengimplementasikan kebijakan untuk mengatasi masalah truk tambun yang kelebihan bobot dan muatan, yang dikenal sebagai Zero Over Dimension and Over Loading (ODOL). Saat ini, upaya sosialisasi mengenai zero ODOL terus dilakukan.

Namun, pengusaha meragukan bahwa kebijakan tersebut akan langsung berdampak pada daya saing produk Indonesia.

Menurut Carmelita Hartoto, Ketua Bidang Perhubungan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), untuk mencapai daya saing yang baik, diperlukan perbaikan kinerja lain seperti memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak.

Pembebasan truk ODOL saja tidak akan secara otomatis membuat produk kita kompetitif dan meningkatkan daya saing internasional. Selain itu, perbaikan kinerja lainnya juga diperlukan meskipun pembebasan truk ODOL dapat mengurangi risiko kecelakaan," ungkap Carmelita dalam keterangannya, Kamis (11/5/2023).

Menurutnya, biaya logistik yang masih tinggi di Indonesia membuat produk-produk dari Indonesia sulit bersaing dengan produk dari negara lain. "Biaya logistik yang masih tinggi di Indonesia menyebabkan produk-produk Indonesia kurang kompetitif dibandingkan dengan produk serupa dari negara lain," katanya.

Carmelita menjelaskan bahwa untuk menganalisis tingginya biaya logistik di Indonesia, diperlukan investigasi komprehensif yang didukung oleh bukti-bukti aktual. Laporan World Bank mengungkapkan bahwa Logistics Performance Index (LPI) mencakup beberapa indikator yang mempengaruhi kenaikan biaya logistik, termasuk kualitas infrastruktur jalan.

"Kualitas infrastruktur jalan yang rusak menjadi salah satu faktor yang menyebabkan biaya logistik tetap tinggi di Indonesia," tambahnya.

Seperti yang diketahui, pada tahun 2023, Indonesia berada di peringkat 63 dari seluruh dunia dalam Logistik Performance Index (LPI) berdasarkan laporan World Bank.

Berdasarkan data tersebut, peringkat LPI Indonesia masih di bawah Chile, Vietnam, Filipina, dan Brazil. Bahkan, Indonesia jauh tertinggal dari Singapura yang menduduki peringkat tertinggi dalam LPI dengan skor 4.3, serta Hong Kong dengan skor 4.0.

Performa logistik Indonesia juga kalah dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dengan skor 3.1 dan Thailand dengan skor 3.5.

Namun, Carmelita tidak setuju bahwa truk ODOL selalu menjadi penyebab rusaknya infrastruktur jalan di Indonesia. Menurutnya, kerusakan infrastruktur jalan tidak dapat dijelaskan hanya dari satu perspektif.

"Kerusakan infrastruktur jalan harus dianalisis dan diselidiki penyebabnya. Berapa persen yang disebabkan oleh ODOL dan berapa persen yang disebabkan oleh buruknya pemeliharaan atau kualitas rendah dari infrastruktur jalan," tambahnya.

Dia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki wilayah yang luas dan memerlukan perbaikan infrastruktur secara menyeluruh untuk mendukung arus logistik. Tidak hanya di Jawa dan Sumatera, tetapi juga di seluruh penjuru tanah air, mulai dari pusat industri hingga pelabuhan. "Apabila infrastruktur jalan sudah baik, secara otomatis biaya logistik akan turun dan produk kita akan dapat bersaing dengan negara lain," tambahnya.

Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6715465/seberapa-efektif-larangan-truk-obesitas-dongkrak-daya-saing